Terpisahnya jamaah haji Indonesia dari rombongan masih menjadi
persoalan hingga sekarang. Selama sepekan ini, sudah ratusan jamaah haji
Indonesia yang dilaporkan nyasar dan kesulitan kembali ke rombongan
atau pemondokan.Beruntungnya, mereka semua berhasil kembali dengan
selamat. Situasi ini dibenarkan oleh
Sekretris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam
kemarin. Ia mengatakan, fenomena nyasar-nya para jamaah ini akan sulit
untuk dihapuskan.
Sebab, sebagian besar dari jamaah haji Indonesia adalah para lansia, yang berumur diatas 80 tahun.
Pihak Kemenag sendiri telah
mengantisipasi kondisi ini. Mulai dari pemberian gelang jamaah,
identitas untuk selalu dibawa, hingga seragam yang berbeda dari jamaah
haji negara lain. "Tapi tetap saja susah untuk
dihindarkan. Mereka sudah tua, susah mengingat. Meski, kita memiliki
seragam sendiri yang bisa untuk pembeda. Terlebih, suasana di sana kan
sangat padat," ujarnya.
Karenanya, selama di tanah suci,
pihaknya pun telah menyiapkan tim buser yang siap menyisir para jamaah
haji Indonesia yang terpisah. Mereka dikerahkan pada jam-jam penting
saat jamaah usai melakukan ibadah. Hal itu merujuk pada seringnya jamaah
hilang tiap kali rangkaian ibadah dilakukan. Diakuinya, program ini memang kurang
akurat. Sebab, jumlah petugas tidak mumpuni untuk mengawasi 168 ribu
jamaah haji Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya telah memiliki rencana
untuk membekali setiap jamaah haji dengan Global Positioning System
(GPS).
"Rencananya, akan kita pasang di gelang.
Sehingga akan mudah memonitor seluruh jamaah kita. Kalau ada yang
terpisah bisa langsung dituju. Ini juga akan memperingan tugas para
petugas haji," jelasnya. Saat ini sendiri, 24.437 orang jamaah
haji Indonesia telah berada di tanah suci. Angka ini terus bertambah
seiring kedatangan jamaah dari tanah air. Sementara, untuk suasana di
Madinah terpantau lebih baik. Pasalnya, suhu udara mulai turun dari
mencapai kisaran 36 derajat celcius dari 45 derajat celcius. Kendati
demikian, kelembapan udara masih cukup rendah. "Sehingga kita himbau
untuk banyak minum, kemudian sedia handuk basah. Jaga kesehatan," pesan
mantan Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag itu.
Di samping fokus mengurus jamaah haji di
Saudi, pihak Kemenag juga tengah bekerja untuk menyelesaikan Rancangan
Undang-undang (RUU) pengelolaan keuangan haji bersama dengan DPR. Nur Syam mengatakan, progress RUU ini
telah berjalan dengan baik. Beberapa Daftar Infentaris Masalah (DIM)
antara pemerintah dan DPR telah menemukan titik temu. "Target kita akhir
September akan selesai. Dalam sehari rapat kemarin, dari 44 DIM sudah
15 yang terselesaikan (sepakat),"jelasnya.
Mantan Rektor IAIN Sunan Ampel itu
menjelaskan, ada beberapa poin penting yang ada dalam RUU tersebut.
Pertama, adanya badan tersendiri yang akan mengurus pengelolaan keuangan
haji. Mulai dari setoran awal hingga investasi dana haji nanti. Kedua, setoran awal jamaah haji tidak
akan lagi disetorkan ke rekening Menteri Agama. Tapi, langsung ke
rekening badan pengelola keuangan haji ini. "Setiap jamaah akan punya tabungan
sendiri. Dengan begitu Jamaah akan mengetahui nilai manfaat dari dana
yang dia setorkan. Tidak akan ada lagi setoran ke rekening Menteri
Agama," urainya.
sumber : jppn.com